Digital Pencil

I don't buy the digital camera but I can draw it, I used IllustStudio with pencil tool only, of course with eraser. I love the pencil tool on this software.

Rotation of Year

Everythings changes, we can't stop it, but there is always something that we can do, I used Corel draw.

Move On

Hijrah means Move On. It is the beginning of Islamic Calendar

Bedroom in 3D

One of my freelance project. I used 3D max 7 with V_Ray render.

My E-Book

Final project in college. This book contains West Sumatra Traditional Woodcraft. Downloadable in Indonesian version.

Digital Camera in Digital Pencil

pencil_only@IllustStudio_'12

ga bisa beli tapi bisa gambar uyeah :)

Murai

Murai in watercolor
Long time ago in my village we can easily find this kind of bird. Even the elders called this bird as Bird of Death. When the bird came around house, the elders will drive away them.
But now it is become expensive and scarce bird. People hunt the bird because of their melodious sound. We call it Murai.

Hapy new year...:D





Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.

Aku melihat air menjadi rusak kerana diam bertahan,
jika mengalir menjadi jernih,
jika tidak, akan keruh menggenang.

Singa jika tidak tinggalkan sarang,
tidak akan dapat mangsa.

Anak panah jika tidak tinggalkan busur,
tidak akan kena sasaran.

Jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang.

Bijih emas bagaikan tanah biasa,
sebelum digali dari tambang.

Kayu gaharu tidak ubahnya seperti kayu biasa
jika tetap di dalam hutan.

*Imam Syafi'i

Tirai Bungo Intan

 Tirai Bungo Intan
Motif tirai bungo intan melambangkan suatu yang indah dan diperindah lagi. Diumpamakan seorang wanita yang cantik dan memiliki tingkah laku yang baik, sopan santun, dan berbudi luhur.

Tari Sewah Taranaik

Tari Sewah Taranaik

Tari sewah taranaik merupakan salah satu jenis tari tradisional minangkabau yang gerakannya menyerupai pencak silat, mempergunakan senjata sejenis keris yang disebut sewah.

Maksud dari motif ukiran tari sewah adalah agar pandai-pandai menjaga diri supaya tidak tertimpa bahaya apabila bertemu seseorang yang memliki senjata.

Tangguak Lamah

Tangguak Lamah

Tangguak adalah alat untuk menangkap ikan terbuat dari rajutan benang yang diberi bingkai dari rotan berbentuk lingkaran.

Motif ukiran tangguak lamah melambangkan seseorang yang memiliki sifat rendah hati, sopan-santun, serta menyenangkan orang lain.

Saluak Laka

Saluak Laka

Saluak laka merupakan jalinan lidi atau rotan yang saling menguatkan dalam membentuk kekuatan untuk dapat menyangga periuk. Dalam kata adat menyebutkan:
Nan basaluak bak laka,         Yang berseluk seperti laka,
nan bakaik bak gagang,         yang berkait seperti gagang,
supayo tali nak jan putih,       supaya tali jangan putus,
kaik bakaik nak jan ungkai.   kait berkait agar tidak longgar.
Maksudnya adalah bahwa dalam hidup bermasyarakat haruslah tolong-menolong sehingga persaudaraan terbina erat dan persatuan yang kuat, bila hal ini tercapai maka apa yang direncanakan akan terlaksana.

Motif saluak laka mengungkapkan suatu kekerabatan yang saling berkaitan erat antara yang satu dengan yang lainnya sehingga membentuk kesatuan yang kuat dalam mencapai tujuan. 

Sajamba Makan



Sajamba Makan
Sajamba makan berarti suasana jamuan makan secara adat Minangkabau, atau biasa disebut makan bajamba.
Motif sajamba makan melambangkan adanya aturan dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Oleh karena itu harus diketahui dan didalami tata cara adat yang merupakan pedoman hidup. Piring besar atau dulang dengan duduk berhadapan empat orang.

Motif sajamba makan melambangkan adanya aturan dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Oleh karena itu harus diketahui dan didalami tata cara adat yang merupakan pedoman hidup.

Saik Ajik /Galamai

Saik Ajik /Galamai

Ajik/ galamai adalah makanan khas Minangkabau yang dalam penyajiannya dipotong-potong dengan teliti sehungga berbentuk jajaran genjang.

Motif saik ajik/ galamai mengandung makna kehati-hatian dalam berbuat dan menghadapi berbagai permasalahan.

Rajo Tigo Selo

Rajo Tigo Selo
Rajo tigo selo (sila tiga raja) dikenal dalam perkembangan sejarah Minangkabau adanya tiga raja yang memiliki tanggung jawab masing-masing dengan wilayah kedudukan yang berbeda. Ketiga raja tersebut terdiri dari Raja Alam, Raja Adat, dan Raja Ibadat. Raja Alam bertanggung jawab atas persatuan rakyat, berkedudukan  di Pagaruyuang. Raja Adat pemegang adat dan limbago atau undang-undang dan hukum berkedudukan di Buo. Sedangkan Raja Ibadat pemegang urusan keagamaan berkedudukan di Sumpur

Ombak-Ombak jo Pitih-Pitih

Ombak-Ombak jo Pitih-Pitih


Ombak merupakan gelombang air laut yang memecah pantai, sedangkan pitih adalah uang atau duit dalam bahasa Minang.Motif ini berkaitan dengan pameo:

Jan ombak sajo di danga,  Jangan hanya mendengar ombak, 
Liek pasienyo.                      Lihat juga pasirnya.

Lapiah Tigo

Lapiah Tigo


Motif ini melambangkan bahwa di Minangkabau dikenal adanya tali tigo sapilin, tungku tigo sajarangan mereka adalah niniak mamak, alim ulama, dan cerdik pandai. Ketiganya bekerja sama dalam membangun nagari.

Lapiah Batang jarami

Lapiah Batang jarami

Lapiah batang jarami adalah jalinan dari batang padi yang telah dipotong sehingga membentuk suatu ikatan yang kuat.

Motif ini melambangkan adanya rasa persaudaraan, persatuan, serta tidak sombong, dapat menempatkan diri di mana saja serta disenangi oleh orang banyak.

Lapiah Ampek jo Bungo Kunyik

 Lapiah Ampek jo Bungo Kunyik
Lapiah ampek adalah jalinan yang terdiri dari empat bagian sehingga menjadi suatu ikatan yang kokoh/ kuat. Dalam budaya Minangkabau angka 4 mengandung banyak pengertian. Undang-undang Minangkabau juga terbagi dalam 4 pokok undang-undang (undang-undang nagari, undang-undang isi nagari, undang-undang luhak dan rantau, undang-undang dua puluh) yang mengatur seluruh aspek kehidupan pemerintahan dan masyarakat.

Jarek Takaka /Takambang

Jarek Takaka /Takambang

Jarek (jerat) juga merupakan alat penangkap binatang darat seperti burung, ayam rusa dan lain-lain.

Jarek takaka melambangkan sistem pemerintahan Datuk Ketumanggungan yaitu dengan menjebak orang yang bersalah atau melanggar hukum untuk membuktikan kesalahannya, barulah kemudian diadili.

Jalo Taserak

Jalo Taserak

Jalo atau jala (alat yang terbuat dari rajutan benang untuk menangkap binatang laut).

Jalo taserak ini melambangkan sistem pemerintahan Datuk Parpatih Nan Sabatang dalam proses mengadili seseorang yang melanggar hukum dengan cara mengumpulkan data dan kemudian dipilah-pillih hingga akhirnya diketahui siapa yang sebenarnya bersalah.

Carano Kanso

Carano Kanso

Carano kanso adalah wadah yang gunanya tempat meletakkan sirih pinang selengkapnya, terbuat dari logam seperti loyang atau kuningan.  

Motif carano kanso melambangkan suatu penghormatan kepada tamu. Bila mengundang orang atau bertamu, sebelum memulai pembicaraan terlebih dahulu disuguhi sirih pinang dalam carano.

Cacak Kuku

Cacak Kuku


Cacak kuku berarti bekas cubitan kuku pada kulit. Dalam ungkapan disebutkan:


Kalau urang kadipiciak,                     Kalau ingin mencubit orang,
cacakan kuku ka diri surang,            bekaskan kuku ke diri sendiri,
sakik di awak,sakik pulo di urang.    bagi diri sendiri terasa sakit, begitu juga                                                                bagi orang lain


Pengertian dari motif ini adalah untuk berbuat baik kepada siapa saja sesama manusia. Bila berniat jahat kepada orang lain suatu saat akan mendapat balasan.

Aia Bapesong

Aia Bapesong

Aia bapesong adalah arus air yang mengalir deras kemudian terhalang/ terhambat oleh sesuatu sehingga air tersebut berputar/ bapesong untuk sementara dan kemudian mengalir kembali.

Jadi motif aia bapesong ini melambangkan suatu pemikiran mencari jalan keluar untuk pemecahan masalah dan melambangkan kehidupan yang dinamis dan tidak putus asa.

Tantadu Manyasok Bungo

Tantadu Manyasok Bungo


Tantadu adalah ulat daun berwarna hijau yang memiliki dua antena di kepalanya, ulat tantadu selalu bersungguh-sungguh bila sedang menghisap bunga/ madu.

Motif ini melambangkan kesuburan dan cita-cita.

Ruso Balari Dalam Ransang

Motif Ukir Ruso Balari Dalam Ransang


Ruso balari berarti rusa yang sedang berlari. Sedangkan ransang adalah semak belukar dan patahan rerantingan kayu.

Motif ini adalah gambaran betapa susahnya seekor rusa untuk dapat menyelamatkan diri atau keluar dari ransang yang menghambat. Kondisi tersebut merupakan perumpamaan seseorang yang dalam mencapai tujuan akan menghadapi segala hambatan dan rintangan dengan kemauan yang kuat dengan tetap menyadari/ memahami kondisi dirinya sendiri.

Aka Cino

Motif Aka Cino

Aka dalam bahasa Minangkabau dapat berarti akar tumbuhan dan dapat pula berarti akal/ daya pikir. Sedangkan cino berasal dari kata Cina yaitu negara di Asia Timur yang penduduknya suka merantau.

Motif ini melambangkan suatu kedinamisan hidup yang gigih dan ulet dalam memenuhi kebutuhan hidup. Karena hidup dirantau membutuhkan pikiran untuk mencapai tujuan, dengan akal pikiran berjuang untuk hidup.

*waduh ternyata motif ini terlupakan hehe

Ramo-Ramo Si Kumbang Janti

Ramo-ramo /rama-rama adalah kupu-kupu dalam bahasa Minangkabau. Sedangkan kumbang janti adalah kumbang kecil berwarna hijau mengkilat. Kedua binatang ini merupakan serangga yang terlihat indah dan tidak merusak baik terhadap dirinya maupun terhadap kehidupan manusia.

Motif ramo- ramo si kumbang janti didasari kat-kata adat berikut:
Ramo-ramo si kumbang janti,      Rama-rama si kumbang janti,
Katik Endah pulang bakudo,         Kaitik Endah pulang berkuda,
patah tumbuah hilang baganti,     patah tumbuh hilang berganti,
pusako lamo baitu juo.                   pusaka lama seperti itu juga.
Maksud kata-kata adat di atas adalah bahwa pusaka Minangkabau tidak berubah dari dulu hingga sekarang, walaupun orang yang menjalankan pusaka adat tersebut sudah berganti dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Kuciang Lalok



Salah satu sifat kucing yang tidak baik adalah apabila telah kenyang, maka ia akan tidur saja dan tidak mau berusaha untuk mencari makan.

Motif kuciang lalok (kucing tidur) ini merupakan peringatan agar tidak malas dan berusahalah untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Limpapeh


Limpapeh adalah serangga yang mirip dengan kupu-kupu, hanya saja tidak memiliki warna yang mencolok. Limpapeh merupakan tafsiran wanita Minangkabau yang mendiami rumah gadang, seperti kata adatnya:
Limpapeh rumah nan gadang,     Limpapeh rumah yang besar,
sumarak anjuang dalam nagari.  semarak anjung dalam nagari /desa.
Motif Ukir Limpapeh
Maksudnya wanita Minang yang mendiami rumah gadang adalah wanita yang dihormati /ditinggikan (anjuang adalah bagian yang ditinggikan pada rumah gadang) dalam desanya. Karena dalam sistem matrilineal wanita / kaum ibu lah yang mewariskan suku kepada keturununnya kelak.

Itiak Pulang Patang



Segerombolan itiak (itik) selalu berjalan menurut induk rombongannya, apabila ada diantara mereka yang jatuh, maka yang lain pun ikut menurut.
Motif Ukir Itiak Pulang Patang
Motif itiak pulang patang (itik yang pulang di sore hari) menggambarkan barisan itik yang berjalan melalui pematang sawah menuju kandangnya, motif ini melambangkan kesepakatan, dan persatuan yang kokoh.

Bada Mudiak


Motif Ukir Bada Mudiak

Bada mudiak adalah ikan kecil yang menghadap ke hulu sungai. Bada atau sejenis ikan teri kecil ini kehidupannya selalu berkelompok. Apabila seekor terkejut dan lari ke hulu /depan maka yang lain pun mengikutinya. Dalam kata adatnya:

Bak bada sabondong mudiak,     Ibarat bada sebondong mudik,
bak punai tabang bakawan,         ibarat punai (unggas) terbang berkawan,

Motif ini menggambarkan kehidupan masyarakat yang teratur, selalu kompak dan bersatu sehingga dapat mewujudkan kemajuan yang menjadi tujuan hidup dalam keluarga dan masyarakat.

Ayam Mancotok Dalam Kandang


Motif Ukir Ayam Mancotok dalam Kandang

Motif ayam mancotok dalam kandang (ayam mematuk dalam kandang) melambangkan suatu sifat seseorang yang tidak baik, tidak kreatif baik dalam hal menambah pengetahuan maupun materi. Ia hanya memanfaatkan/ menghabiskan yang telah ada dan tidak berusaha untuk mendapatkannya lagi. Motif merupakan peringatan agar tidak berdiam diri dan jangan hanya menghabiskan apa yang telah tersedia di rumah.

Siriah Gadang

Siriah ( sirih) adalah tumbuhan merambat yang daunnya digunakan sebagai salah satu perlengkapan makan sirih yang disuguhkan dengan pinang, kapur sirih, dan gambir dalam carano.  Disajikan untuk membuka pertemuan adat dan penyambutan tamu.

Motif Ukir Siriah Gadang
Siriah  gadang merupakan sebutan untuk suatu helat besar yang dilaksanakan 7 hari 7 malam, dimana semua orang diundang. Dalam helat besar ini juga dibicarakan berbagai permasalahan dalam nagari dan juga sebagai lambang kekompakkan dengan kata adatnya:

Nan sakabek bak siriah,             Seikat bagaikan sirih,
salubang bak tabu,                     selubang bagaikan tebu,
sarumpun bak sarai.                   serumpun bagaikan serai.
Motif siriah gadang melambangkan kegembiraan dalam persatuan.

Waw.., ini adalah motif terakhir dalam daftar motif yang berasal dari tumbuhan.., pembahasan berikutnya adalah motif -motif ukir yang berasal dari hewan.., selamt menikmati

Si Kambang Manih

Motif Ukir Si Kambang Manih
Si kambang manih (si kembang manis) dapat diartikan sebagai bunga yang sedang mekar dan terlihat sangat indah. Motif ini melambangkan keramah-tamahan, sopan santun, dan suka/ senang menerima tamu.

Pucuak Rabuang


Pucuak rabuang (pucuk rebung) adalah bambu muda yang masih kuncup, belum memimilki  daun. Biasanya dijadikan sebagai sayuran dalam campuran gulai daging sapi sebagai masakan disajikan pada upacara adat.

Motif Ukir Pucuak Rabuang
Motif pucuak rabuang merupakan anjuran kepada semua orang untuk barguna seumur hidup. sebagaimana bunyi pepatah adat:

Lumuik Anyuik


Lumuik (lumut) tumbuhan yang hidup di air ini biasanya bergantung pada benda lain seperti pada batu atau batang kayu. Apabila terlepas dari tempat bergantungnya, maka ia akan hanyut dibawa arus air yang mengalir. Sebagaimana kata adatnya:


Nan bak lumuik anyuik,                Bak lumut hanyut,
tampek bagantuang indak ado,   tempat bergantung tidak ada 
urang mamacik indak amuah.      orang memegang pun tak mau.
Motif Ukir Lumuik Anyuik

Kaluak Paku Kacang Balimbiang


Motif Kaluak Paku Kacang Balimbiang

Tumbuhan paku atau pakis sudah menjadi makanan sehari-hari bagi orang Minangkabau, kaluak paku atau relung pakis adalah bagian dari tanaman pakis yang masih muda yang bagian ujungnya melingkar padat.

Motif kaluak paku dilandasi kata-kata adat berikut:
Kaluak paku kacang balimbiang------> Relung pakis kacang belimbing
tampuruang lenggang-lenggangkan ---> tempurung lenggang-lenggangkan
baok manurun ka Saruaso ------> bawa menurun ke Saruaso
tanam sirieh jo ureknyo ------> tanam sirih serta uratnya
Anak dipangku kamanakan dibimbiang-->Anak dipangku kemanakan dibimbing
urang kampuang dipatenggangkan ----> orang kampung dipertenggangkan
tenggang nagari jan binaso ------> tenggang negeri jangan binasa
tenggang saratojo adatnyo------> tenggang serta adatnya

Kata-kata adat diatas berarti kaluak paku melambangkan tanggung jawab seorang laki-laki Minang yang memiliki 2 fungsi, sebagai ayah dari anak-anaknya dan sebagai mamak dari kemanakannya. Ia harus membimbing dan mendidik anak dan kemenakannya sehingga menjadi orang yang berguna dan bertanggung jawab terhadap keluarga kaum dan nagari.

Dasar Bentuk Motif

Ukiran tradisional Minangkabau motifnya diambilkan dari keadaan alam sekitarnya  (flora dan fauna), dan adapula diantaranya yang mengambil motif bentuk makanan seperti saik galamai, belah ketupat, dan ampiang taserak, (lihat lagi bagian ukiran) hal ini terlihat dari objek-objek yang menjadi acuan pada nama-nama motif ukirnya. Beradasarkan sumber-sumber bentuk motif tersebut, motif ukir tradisional Minangkabau dikelompokkan menjadi tiga:

1. Motif Ukir dari Tumbuhan
Motif ukir dari tumbuhan pakis

Pola motif ukir tradisional Minangkabau

Sebelumnya kita telah mengulas dimana saja penerapan motif ukir minangkabau khususnya pada dinding rumah gadang yang ternyata memiliki bagian - bagian dan namanaya masing - masing. Sekarang kita bahas pola yang ada pada ukiran tradisional Minangkabau

Berdasarkan bentuk motif, ukiran tradisional Minangkabau dapat dikelompokkan menjadi lima pola: 
1. Pola satu bentuk
pola satu bentuk pada motif ukir


pola satu bentuk dengan pengulangan
2. Pola satu arah
Contoh motif ukir yang memiliki pola satu arah

Penerapan Ukiran

Ukiran pada umumnya diterapkan pada bangunan seperti mesjid, balai adat, dan rumah gadang sebagai pemempatan utamanya. Selain pada bangunan, ukiran juga diterapkan pada benda/ peralatan sehari-hari yang terbuat dari berbagai bahan dasar seperti kayu, buah labu yang telah dikeringkan dan lain-lain.

Penerapan ukiran pada suatu benda tidaklah sama dengan penerapan ukiran pada rumah gadang. Ukiran rumah gadang pada umumnya jenis ukiran bidang besar dengan teknik timbul, sedangkan ukiran untuk benda/ peralatan sehari-hari pada umumnya motif bidang kecil dengan teknik ukir datar sesuai dengan benda dan bahannya, sehingga menambah keindahan benda tersebut.

Motif ukiran yang diterapkan pada suatu benda pada umumnya tidak diberi warna/ cat, kalaupun ada hanya berupa cat pengilat saja seperti pernis sehingga bahan dasarnya masih terlihat jelas. Benda atau peralatan sehari-hari yang juga dipakai sebagai media penempatan ukiran tradisional Minangkabau adalah benda atau peralatan yang berbahan dasar kayu, bambu, tempurung dan sebagainya.

Bidang besar dan bidang kecil pada dinding rumah gadang

Ukiran

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya (pada ulasan rumah gadang), selain memiliki gonjong sebagai ciri khasnya, rumah gadang juga dihiasi ukiran. Rumah gadang yang diukir menunjukkan ketinggian martabat kaum yang memiliki rumah gadang tersebut. Jadi tidak semua rumah gadang dihiasi ukiran pada dindingnya.


Ukiran tradisional Minangkabau, motifnya diambilkan dari keadaan alam sekitarnya (flora dan fauna), dan adapula diantaranya yang mengambil motif bentuk makanan seperti saik galamai, belah ketupat, dan ampiang taserak. Pepatah menyebutkan:

Logo DikLat

Pendidikan dan Latihan, sesuai dengan namanya para peserta dididik dan dilatih dalam hal kebersamaan, komitmen, dan kerjasama kelompok/ tim.

Garis setengah lingkaran menunjukkan para peserta berada di bawah naungan suatu instansi (pelatihan). Warna biru mencerminkan kepercayaan dan kekokohan.

Siluet orang: terdiri dari siluet dari samping (hijau sebagai badan) dan siluet dari depan (background sebagai badan), mewakili bahwa setiap anggota adalah satu kesatuan yang saling melengkapi satu sama lain.
Warnanya hijau dengan tujuan kebersamaan memberikan kesejukan dan kedamaian.
TagLine: Come In Unity berasal dari kata community yang berarti komunitas/ grup.